umrohterus.com-Dalam sejarah Islam, ada beberapa tempat yang dianggap memiliki nilai historis dan spiritual yang mendalam, salah satunya adalah Jabal Rahmah. Pertanyaan “Apa itu Jabal Rahmah?” mungkin sering muncul di benak umat Islam, khususnya yang hendak menunaikan ibadah haji. Bagi banyak orang, bukit ini menjadi simbol kasih sayang dan pengampunan Allah kepada hamba-Nya.
Selain itu, Jabal Rahmah juga menyimpan beberapa peristiwa bersejarah lainnya yang sangat penting, sehingga menjadikannya salah satu situs spiritual yang dihormati dalam Islam. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini, BPKH akan menjelaskan secara panjang lebar mengenai Jabal Rahmah, maknanya, serta sejarah yang ada di baliknya. Tanpa panjang lebar lagi, simak selengkapnya artikel di bawah ini!
Apa Itu Jabal Rahmah?
Jabal Rahmah adalah sebuah bukit yang terletak di Padang Arafah, sekitar 20 kilometer dari Kota Mekah, Arab Saudi. Dalam bahasa Arab, “Jabal” berarti gunung atau bukit, dan “Rahmah” berarti kasih sayang. Maka, Jabal Rahmah sering diartikan sebagai “Bukit Kasih Sayang.”
Di puncak Jabal Rahmah terdapat sebuah monumen batu berbentuk persegi panjang sebagai penanda titik pertemuan Nabi Adam dan Hawa. Bagi umat Islam, bukit ini memiliki makna simbolis sebagai tempat penuh kasih sayang dan ampunan Allah. Jabal Rahmah juga menjadi salah satu tempat penting yang dikunjungi oleh para jemaah haji, khususnya saat melaksanakan Wukuf di Arafah, yang merupakan salah satu rukun utama dalam ibadah haji.
Peristiwa Penting Yang Terjadi di Bukit Jabal Rahmah
Selain menjadi simbol kasih sayang, Jabal Rahmah juga menyimpan beberapa peristiwa bersejarah yang sangat penting bagi umat Islam. Berikut adalah tiga peristiwa utama yang terjadi di Jabal Rahmah:
1. Pertemuan Nabi Adam dan Hawa
Salah satu kisah yang paling dikenal dari Jabal Rahmah adalah pertemuan antara Nabi Adam dan Hawa setelah mereka diturunkan dari surga. Dalam ajaran Islam, setelah melanggar larangan Allah di surga, Nabi Adam dan Hawa dihukum dengan diturunkan ke bumi, dan keduanya terpisah di tempat yang berbeda. Nabi Adam dan Hawa harus menjalani hidup di bumi sebagai bagian dari proses tobat dan pelajaran untuk menjadi hamba yang taat.